METEOR JATUH DI PERU


Fenomena alam mengagumkan ini berakhir saat meteor hilang di horizon dan disaksikan para warga. Para ahli yakin, meteor ini menyebabkan kebakaran di hutan di selatan kota yang dilanda kekeringan itu.

Meteorit ini jatuh di selatan diantara distrik San Sebastian dan San Geronimo. Cusco sendiri merupakan gerbang menuju benteng Inca, Machu Picchu. Terakhir kali Peru menyaksikan fenomena ini yakni pada 2007 dekat berbatasan Bolivia.

Meteorit seukuran bola basket ini meninggalkan jejak mengagumkan berupa kawah berdiameter 13,4 meter. Kandungan meteorit ini terdiri dari besi, nikel, dan kobalt dengan iridium. Meteorit ini diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun dan terbentuk bersamaan tata surya.

Gravitasi Bumi sendiri membuat meteor ini jatuh dengan kecepatan luar biasa seperti dikutip Dailymail, yakni 11,2 km/detik.

TELESKOP AMATI BINTANG MELEDAK DEKAT BUMI


Sebuah supernova, Sabtu (27/8), terlihat berada dekat bumi. Jaraknya lebih dekat dari supernova lain. Para ahli astronomi mengatakan supernova itu baru saja meledak beberapa saat lalu.

Supernova adalah ledakan bintang-bintang yang menghasilkan radiasi yang kadang terpancar ke seluruh bagian galaksi selama beberapa minggu atau bulan.

Pada masa setelah ledakan itu, supernova menyebar banyak energi berupa pendaran sinar terang beserta material bintang lain dengan kecepatan 30.000 km/detik.

Diberitakan Geek, supernova itu ditemukan oleh ahli astronomi Lawrence Berkeley National Laboratory Universitas Berkeley.

Joshua Bloom, asisten profesor astronomi, mengatakan, supernova yang dinamakan PTF 11kly ini adalah temuan penting yang akan jadi bahan pengamatan signifikan untuk dipelajari.

Supernova ini termasuk Type Ia yang pernah juga ditemukan pada 1972, 1937, dan 1572.

Weidong Li, ilmuwan senior Berkeley mengatakan mereka masih belum mengetahui penyebab terjadinya supernova.

Tapi temuan ini akan membantu mereka mencari tau sebabnya dan apa dampaknya bagi bumi.Hasil temuan itu diperoleh dari survey PTF (Palomar Transient Factory), yang menggunakan teleskop robotik. Teleskop otomatis ini dipasang pada Teleskop Samuel Oschin 48 inci di Palomar Observatory di California selatan.

PENENTUAN 1 SYAWAL 1432 H BERPOTENSI BERBEDA


Perayaan 1 Syawal 1432 H berpotensi berbeda. Perbedaan itu dipicu oleh penggunaan kriteria hilal yang barbeda sebagai acuan penetapan awal bulan tersebut.

Hal ini disampaikan oleh peneliti senior Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin kepada Republika di Jakarta, Ahad (21/8)

Bagi kalangan yang menggunakan kriteria wujudul hilal (hilal wujud di atas ufuk dengan prinsip wilayatul hukmi Indonesia), maka dipastikan Idul Fitri jatuh pada tanggal 30/8 .

Namun, bagi kalangan yang memakai kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat), maka besar kemungkinan berhari raya pada 31/8. Pasalnya, ketinggian bulan pada 29/8 kurang dari 2 derajat sehingga tak memungkinkan hilal terlihat dengan mata telanjang.

Sementara, batas bulan menurut kriteria tersebut mesti berada pada di atas 2 derajat. “Jadi berpotensi berbeda,” katanya. Perbedaan itu, kata Thomas, tidak mustahil akan terulang di masa mendatang selama tidak ada kesepakatan tentang kriteria itu.

Ini Dia Alasan Pengumuman CPNS Bidan PTT Belum Keluar

‎ Mungkin kebanyakan dari para Bidan PTT yang sudah mengikuti ujian kompetensi dasar TKD pada ujian seleksi CPNS dari Dokter gigi PTT...