ACEH BUTUH "CUT MUTIA" BARU

Wanita Aceh berpotensi membangun dunia, jika kini masih mempunyai sifat dan perilaku seperti Cut Nyak Mutia. Meski dalam sejarah hidupnya, perempuan tiga kali menjanda ini harus mengarungi lembah dan menetap di hutan untuk mempertahankan Aceh, namun putri Teuku Ben Daud dan Cut Jah atau Cut Mulieng itu, selalu siap mengorbankan harta dan jiwanya untuk memerangi penjajah Belanda.

Sayangnya, setelah putri kelima dari lima bersaudara itu syahid pada tanggal 25 Oktober 1910. Akibat peluru belanda menembus kepala dan badannya.

Semangat juang dan sifat yang dimiliki perempuan berparas cantik ini, seakan tidak dimiliki lagi wanita Aceh saat ini. Padahal, Aceh membutuhkan sosok perempuan yang tak tergiur oleh kenikmatan dunia, tak tergoda oleh kekayaan harta benda seperti halnya Cut Mutia.

Cucu Cut Nyak Mutia, Teuku Rusli dalam seminar menyongsong 100 wafatnya Cut Nyak Mutia menuturkan, hanya Aceh dalam wilayah Indonesia yang tidak mampu dijajah Belanda. Sedangkan daerah lain, bukan hanya dijajah tapi bahkan warganya ikut sebagai tentara Belanda untuk menjajah Aceh. Disebutkan pria yang kini menetap di Jakarta Selatan tersebut, Aceh memiliki sejarah masa lalu, tidak seperti negara lain.

Namun kenapa sekarang tidak ada lagi? Tanya T Rusli didepan ratusan peserta seminar, yang dihadiri Darwati A Gani (istri Gubernur Aceh), Dewi Meutia (istri Wagub Aceh), dan Hj Raihan Putri (Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh).

T Rusli juga berkata, salah seorang penjabat tinggi Belanda, Dr Pekar, pernah mengungkapkan kepadanya bahwa mereka heran dengan perempuan Aceh, yang rela menderita bertahun-tahun berperang untuk melawan penjajah. Mereka heran dengan semangat heroil perempuan Aceh.

Ini Dia Alasan Pengumuman CPNS Bidan PTT Belum Keluar

‎ Mungkin kebanyakan dari para Bidan PTT yang sudah mengikuti ujian kompetensi dasar TKD pada ujian seleksi CPNS dari Dokter gigi PTT...