MALAYSIA SIAP BANGUN JEMBATAN SELAT MALAKA

Pemerintah Malaysia
siap membangun jembatan
Malaka yang menghubungkan
kota Dumai di Riau dengan kota
Malaka di Malaysia. Managing
Director Strait of Malacca
Partners Sdn Bhd Lim Sue Beng
mengatakan pembangunan
jembatan itu tinggal menunggu
kesiapan dan persetujuan dari
pemerintah Indonesia.

"Setelah ada persetujuan (bisa)
jalan," katanya di Malaka,
Minggu (19/12) malam.
Lim mengatakan Jembatan Selat
Malaka diperkirakan selesai
dibangun dalam waktu 10
tahun, dengan pembagian
waktu empat tahun untuk
perencanaan dan desain, serta
enam tahun berikutnya untuk
pembangunan fisik. Nilai
investasi yang dibutuhkan
mencapai US$12,75 miliar.

Pemerintah Cina, menurutnya
berminat untuk menjadi
investor. Lim yang juga menjadi
investor untuk proyek
pembangunan pelabuhan Roro
di Dumai dan Malaka, akan
mengajukan penawaran masa
konsesi sepanjang 80 tahun.
Alasannya masa break even
point atau kembalinya nilai total
investasi baru bisa dicapai
dalam 40 tahun setelah
jembatan dioperasikan.
Meski menyambut baik ide
pembangunan jembatan Selat
Malaka, Menteri Perekonomian
Hatta Rajasa menilai Indonesia
harus berhati-hati dalam
menanggapi usulan yang
disampaikan Malaysia itu. "Kita
harus pikirkan strategi nasional
jangan sampai jembatan itu
mematikan pelabuhan kita,"
katanya di sela kunjungan ke
Dumai, Riau.
Menurutnya ide tentang
jembatan Selat Malaka cukup
bagus dan akan meningkatkan
hubungan kerjasama Asean.
Rencana ini juga termasuk
dalam rencana pengembangan
Asean Connectivity.
Namun sebelum menyambut ide
itu, pemerintah harus mengatur
strategi nasional agar
pembangunan itu tidak justru
mematikan pelabuhan lokal di
sepanjang pantai timur
Sumatera dan Jawa.
Pembangunan jembatan harus
menunggu setidaknya sampai
koridor ekonomi nasional
terbangun.
"Jangan sampai koridor belum
terbentuk, seluruh komoditi
bergerak ke Malaka sehingga
mematikan pelabuhan di Jawa
dan Sumatera," katanya.
Jembatan Selat Malaka
direncanakan memiliki panjang
48,63 kilometer dan
menghubungkan kota Dumai,
melalui Pulau Payung dan Pulau
Rupat sampai ke Teluk Gong di
Malaysia. Ide tentang
pembangunan ini disampaikan
oleh pemerintah Malaysia pada
2007 lalu.
Gubenur Riau Rusli Zainal
mengatakan pemerintah daerah
berharap jembatan ini bisa
dibangun karena dinilai akan
mendorong pertumbuhan
ekonomi daerahnya. "Kami
berharap keinginan ini
mendapat respon dari
pemerintah pusat," katanya.
Pemerintah daerah Riau sudah
beberapa kali bertemu dengan
pemerintah daerah Malaka dan
membicarakan rencana
pembangunan jembatan ini.
Pemerintah Malaysia diakui Rusli
memang jauh lebih proaktif.
Malaysia membentuk
perusahaan khusus yaitu Strait
Malacca untuk melakukan studi
sekaligus mencari investor
untuk pembangunan jembatan.

Ini Dia Alasan Pengumuman CPNS Bidan PTT Belum Keluar

‎ Mungkin kebanyakan dari para Bidan PTT yang sudah mengikuti ujian kompetensi dasar TKD pada ujian seleksi CPNS dari Dokter gigi PTT...